Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo hadir sebagai salah satu narasumber dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Tahun Akademik 2024/2025 di Tennis Indoor Senayan Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024.

Mengusung tema Literasi Keuangan untuk Meningkatkan Kesadaran Bela Negara, Yustinus memberikan gambaran serta pengetahuan umum seputar perekonomian dalam kehidupan bernegara.

Yustinus membahas seputar perekonomian nasional di awal pidato, dan mengaitkannya dengan persepsi umum mengenai utang. Menurutnya, banyak orang cenderung berpersepsi negatif saat mendengar kata utang.

Padahal, menurut dia, utang dapat mendorong produktivitas jika memang digunakan dengan benar. Dalam konteks bernegara, utang juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pertumbuhan ekonomi indonesia kuartal 2, bulan lalu, bisa tumbuh di atas 5 persen. Ini terjadi di saat negara lain bahkan berjuang untuk positif, kita bahkan tumbuh 5 persen,” ujar Yustinus di hadapan lebih dari 4.300 mahasiswa UPNVJ.

“China dan Korea tidak bisa tumbuh di atas 5 persen. Kita harus bersyukur atas ini. Neraca dagang kita juga masih surprlus. Ini artinya, ekspor kita masih lebih tinggi dari impor,” sambung dia.

Yustinus mengatakan tingkat inflasi Indonesia juga rendah di angka 2,13 persen, di mana artinya barang-barang kebutuhan pokok kenaikannya bisa dikendalikan, “Itu juga harus disyukuri,” tutur Yustinus.

Masih seputar perekonomian, Yustinus mengatakan bidang krusial ini sudah semakin terhubung di era teknologi dan informasi. Ia mencontohkan peristiwa kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh beberapa waktu lalu, yang dampaknya bahkan terasa hingga ke Indonesia.

Saat Haniyeh dinyatakan tewas, lanjut Yustinus, harga minyak langsung naik. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian sangat rendan dipengaruhi politik.

“Padahal kejadiannya di Timur Tengah, tapi dampaknya terasa sampoi ke sini. Ini karena ekonomi sudah semakin terhubung,” ucapnya.

Yustinus juga membahas pajak sebagai salah satu kompnen dari perekonomian suatu negara. Ia mengatakan bahwa maju tidaknya suatu negara turut dipengaruhi sektor pajaknya.

Semakin tinggi pemasukan pajak, maka semakin tinggi juga alokasi anggaran untuk berbagai kebutuhan, termasuk pembangunan, sebut Yustinus.

“Dengan membayar pajak, maka warga boleh mengontrol pemerintah. Karena sudah membayar pajak, maka warga boleh meniuntut pemerintah,” tegas Yustinus.

“Kita harus perkuat pendapatan pajak kita, agar kontrol ke pemerintah juga semakin kuat. Kita bisa menuntut pemerintah untuk mewujudkan berbagai hal,” lanjutnya.

Di akhir pidato, Yustinus mengajak semua mahasiswa UPNVJ untuk membantu pemerintah menggalakkan kampanye kesadaran pajak. Ia juga mengajak semua elemen masyarakat untuk mengawasi prosesnya, agar alokasi semakin tinggi dan potensi penyelewengannya dapat ditekan.

“UPNVJ sebagai perguruan tinggi negeri berhak mendapat dukungan yang lebih kuat dari pemerintah,” sebut Yustinus.

“Saya berdoa untuk kesuksesan Anda semua. Dari UPN untuk Indonesia lebih baik,” tutupnya.

 

 

 

source: web upnvj